PENYINTAS INDONESIA – Ni Luh Erniati telah menjadi Ketua Yayasan Penyintas Indonesia (YPI)-Bali selama dua tahun terakhir. Yayasan ini bertujuan untuk membantu korban terorisme bangkit dari tragedi yang mereka alami, dengan Erniati sendiri kehilangan suaminya dalam peristiwa Bom Bali I.
Dengan semangat yang luar biasa, Erniati menjelaskan aktivitasnya, termasuk kegiatan dialog interaktif di sekolah, salah satunya di SMA Negeri 6 Balikpapan, Kalimantan Timur.
Yayasan Penyintas Indonesia bekerja sama dengan Indonesia Damai dalam menyampaikan pesan damai ke sekolah-sekolah melalui media massa serta kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan.
Erniati juga aktif sebagai single parent dalam mendidik dua anaknya sambil terus mengampanyekan perdamaian melalui kegiatan yayasan.
Erniati juga telah berbicara di forum internasional di Tokyo, Jepang, dan anggota yayasan lainnya telah melakukan hal serupa di Prancis, Amerika, dan London. Yang terbaru, Erniati memimpin kampanye perdamaian di lima sekolah di Balikpapan, Kalimantan Timur, bersama mantan pelaku terorisme untuk menyampaikan pesan kedamaian.
Di satu satu, Erniati merespons Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membuat program Warung NKRI memberdayakan mantan napi terorisme, menurut Erniati itu ide yang baik untuk menyejahterakan mantan pelaku atau keluarga pelaku supaya tidak melakukan aksi teroris, Namun, perempuan asal Buleleng ini mempertanyakan kenapa BNPT hanya memperdulikan mantan pelaku sedangkan para korban tidak? Misalkan alasan mencegah aksi teror, aksi tersebut tidak menutup kemungkinan bisa datang dari para korban.
’’Harapan kami semua, BNPT sebelumnya kami melihat lebih condong memperhatikan mantan pelaku. Mereka dikasih fasilitas macam-macam sedangkan korban dulu belum dilihat. Kami bersuara kami perlu diperhatikan sama kayak mereka,’’ harap Erniati.
Meski para korban teroris terus berusaha saling memaafkan dan menerima kenyataan, namun harapan mereka bisa sembuh bisa lupa dan bisa menerima kejadian yang dulu.
Mereka bisa berjalan memikirkan masa depan. Kendati demikian, berharap BNPT bisa mewadahi dan memberikan ruang yang sama untuk para korban.
’’Kalau seumpamanya BNPT membedakan atau memperhatikan keluarga pelaku, tujuan supaya mereka tidak memiliki keinginan hal yang sama kemudian hari.
Hal itu kemungkinan bisa terjadi pada keluarga korban kehilangan orang tua bisa melakukan hal sama. Artinya, kami korban perlu diperhatikan sama seperti mereka,’’ katanya.